Senin, 25 Januari 2010

Ayo bertindak! BUMI makin panas

Pemanasan global (global warming) merupakan sesuatu yang tak terbantahkan lagi dan dapat menimbulkan dampak sangat mengerikan. Dunia makin panas karena disebabkan oleh berlubangnya lapisan ozon akibat pencemaran udara. Ini merupakan tanda-tanda alam yang menunjukkan bahwa planet kita tercinta ini sedang mengalami proses kerusakan yang menuju pada kehancuran! Selain makin panasnya cuaca di sekitar kita, Anda tentu juga menyadari makin banyaknya bencana alam dan fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali belakangan ini. Mulai dari banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun Laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim atau United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyebut manusia sebagai biang utama pemanasan global. Emisi gas rumah kaca mengalami kenaikan 70% antara 1970 hingga 2004. Konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer jauh lebih tinggi dari kandungan alaminya dalam 650 ribu tahun terakhir. Rata-rata temperatur global telah naik 1,3 derajat Fahrenheit (setara 0,72 derat Celcius) dalam 100 tahun terakhir. Muka air laut mengalami kenaikan rata-rata 0,175 centimeter setiap tahun sejak 1961. Sekitar 20 hingga 30 persen spesies tumbuh-tumbuhan dan hewan berisiko punah jika temperatur naik 2,7 derajat Fahrenheit (setara 1,5 derajat Celcius). Jika kenaikan temperatur mencapai 3 derajat Celcius, 40 hingga 70 persen spesies mungkin musnah. Meski negara-negara miskin yang akan merasakan dampak sangat buruk, perubahan iklim juga melanda negara maju. Pada 2020, 75 juta hingga 250 juta penduduk Afrika akan kekurangan sumber air, penduduk kota-kota besar di Asia akan berisiko terlanda banjir dan rob. Di Eropa, kepunahan spesies akan ekstensif. Sementara di Amerika Utara, gelombang panas makin lama dan menyengat sehingga perebutan sumber air akan semakin tinggi. Kondisi Ekstrim Kondisi cuaca ektrim akan menjadi peristiwa rutin. Badai tropis akan lebih sering terjadi dan semakin besar intensitasnya. Gelombang panas dan hujan lebat akan melanda area yang lebih luas. Risiko terjadinya kebakaran hutan dan penyebaran penyakit meningkat. Menyeramkan bukan!!
Beberapa langkah memang sudah diambil oleh masyarakat dunia salah satu upaya dalam menaggulangi pemanasan global diantaranya pertemuan tingkat tinggi yang diadakan oleh United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCC) di Bali beberapa waktu lalu. Pertemuan ini merupaka lanjutan untuk mengevaluasi Protocol Kyoto yang ditandatangani untuk mengurangi CO2. Meski China dan Amerika Serikat kurang berkenan untuk mengurangi CO2 serta penggunaan energi fosilnya terutama dalam penggunaan untuk transportasi. Jika sebelumnya pada Protocol Kyoto China dan AS menolak hal inipun kembali terjadi pada pertemuan UNFCC dimana AS berbeda pendapat dengan Uni Eropa. Bumi semakin panas, Negara-negara maju bahkan belum melakukan banyak tindakan nyata mereka beranggapan bahwa urusan penyelamatan dan penghijauan hanya urusan Negara kecil serta Negara berkembang lainnya.
Disaat Bumi yang kita tempati kian panas memang bukan saatnya bagi kita untuk saling menyalahkan serta lempar tanggung jawab, sebagai masyarakat bumi kita bisa melakukan banyak hal untuk menyelamatkan Bumi ini sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita masing-masing. Hindari penggunaan benda berbahan plastik seperti kantong plastic atau botol plastik, gunakan sepeda kayuh/dayung untuk jarak ± 5 km, tanam pohon atau rawatlah minimal 1 pohon untuk 1 orang akan lebih baik jika mampu merawat dan menjaga pohon yang telah ada. Segeralah lakukan karena Bumi kita semakin mengkhawatirkan akan tinggal dimanakah anak dan cucu kita kelak bila saat ini kita sudah merusak tempat tumbuh dan bermain untuk mereka?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar