Rabu, 03 Juni 2009

Ajaran dalam Rastafarianisme (II)

Alkitab. Rastafarians menerima ajaran Alkitab namun dalam kondisi-kondisi tertentu. Mereka lebih menyukai doktrin tentang keselarasan dalam hidup tanpa penindasan. Mereka juga percaya bahwa sebagian besar dari isi Alkitab telah banyak menyimpang dari terjemahan aslinya. Lebih lanjut, Rastafarian menafsirkan bahwa Alkitab adalah suatu cara atau perspektif yang Afrocentric, artinya Afrika merupakan tanah dan bangsa yang dikaruniai dan diberi keistimewaan oleh Tuhan. Rasta’s percaya bahwa banyak bukti-bukti dalam ajaran Injil yang mendukung bahwa tuhan mereka hitam (Jeremiah 8:21), hal ini sesuai pula dengan yang dikatakan oleh Haile Selassie.

Setan. Rastafarian menganggap bahwa Tuhan orang kulit berbeda dengan Tuhan mereka (Rastafarian). Karena tuhan orang kulit putih adalah setan yang merupakan sumber dari segala kejahatan yang ada di dunia yang menyebabkan timbulnya penindasan, keserakahan, kebenbencian, darah, dan peperangan. (Barrett,Rastafarians, p. 108)

Repatriasi. Jamaika adalah neraka dan Etiopia adalah surga. Repatriasi khususnya ke Etiopia dan Afrika secara umum, dianggap sebagai surga diatas Bumi oleh para pengikut Rastafarian. Banyak pengikut Rasta mengatakan bahwa repatriasi bukanlah suatu perjalanan secara harfiah lagi tetapi dianggap sebagai uraian perjalanan rohani.

Peran kaum wanita. Kaum wanita dalam Rastafarian umumnya dipencilkan/dipisahkan dari publik. Peran mereka dalam kepercayaan Rastafarian jelas terbatas dan mereka harus tunduk kepada kaum pria. Mereka tidak memakai make-up atau menggunakan wangi-wangian serta mereka diharuskan untuk menutup kepala mereka ketika berada di tempat-tempat publik.

Dari berbagai sumber

Senin, 01 Juni 2009

Impian dan Kemampuan Mengelola Pikiran ( I )

Pernahkah kita menyadari bahwa seorang tukang parkir yang berdiri di samping sebuah mobil Mercy S700, adalah jauh lebih mengagumkan dan luar biasa dibandingkan dengan mobil tersebut. Sang tukang parkir adalah ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa, sedangkan mobil mewah adalah ciptaan manusia; tetapi kita justru lebih mengagumi mobil tersebut dibandingkan seorang manusia yang tercipta dalam kesempurnaan ilahi.


Pernahkah kita menyadari bahwa tubuh kita terdiri atas 200 bentuk tulang yang berbeda yang terangkai dan tersusun secara sempurna; dibungkus dengan milyaran serat otot dan dikoordinasikan oleh jaringan syaraf yang panjangnya tidak kurang dari 10 kilometer. Jantung kita adalah sebuah pompa mekanik yang mengagumkan, yang berdenyut rata-rata 36 juta kali setiap tahunnya sepanjang hidup kita, tanpa pernah beristirahat. Sedangkan otak kita merupakan komputer canggih yang mengendalikan lebih dari seratus tugas (super multi tasking) secara bersamaan dalam sistem tubuh kita.

Pernahkah pula kita sadari bahwa setiap kita adalah unik dan setiap kita berbeda dibandingkan dengan orang lain. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang identik atau sama, bahkan saudara kembar identik pun tidak. Artinya sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna, setiap kita juga memiliki kelebihan dan kekuatan yang berbeda satu sama lain. Keyakinan itulah yang harus mendasari setiap pergumulan dan upaya kita meraih hal-hal terbaik dalam kehidupan ini.

Menurut Stephen Covey, ada empat anugerah Tuhan kepada manusia yang spesifik tidak dimiliki oleh ciptaanNya yang lain. Ke empat anugerah ilahi itulah yang membuat manusia unik dan memiliki daya untuk menjadi co-creator bagi kehidupannya.

1. Kesadaran diri, yaitu kemampuan untuk berpikir tentang proses berpikir kita sendiri. Ini yang menjadi alasan mengapa manusia memiliki kekuasaan atas semua benda di dunia ini dan mengapa manusia dapat membuat kemajuan penting dari generasi ke generasi.

2. Imajinasi, yaitu kemampuan untuk mencipta di dalam benak kita di luar realitas kita saat ini.

3. Suara hati, yaitu kesadaran batin yang dalam tentang yang benar dan yang salah, tentang prinsip-prinsip yang mengatur perilaku kita, dan pengertian tentang tingkat di mana pikiran dan tindakan kita selaras dengan prinsip-prinsip tersebut.

4. Kemauan, yaitu kemampuan untuk bertindak berdasarkan kesadaran diri kita, bebas dari semua pengaruh lain.
Dengan keempat anugerah Ilahi tersebut berarti sesungguhnya kapasitas manusia tidak terbatas. Hal ini karena kita memiliki semua hal yang diperlukan untuk mencipta (imajinasi) berdasarkan tuntunan atau panduan suara hati yang mewujud atas kesadaran diri dan terdorong oleh kehendak bebas dalam diri kita.

Kita adalah sebatas pikiran kita. Pernyataan ini sangat tepat untuk menunjukkan bahwa apa pun jadinya kita, apa pun yang kita miliki semuanya tergantung dari apa yang kita pikirkan dan kita yakini.

Ajaran Rastafarianisme ( I )

Tidak ditemukan secara eksplisit tentang doktrin-doktrin dalam ajaran Rastafarian. Karena Rastafarian bukanlah suatu agama melainkan adalah sebuah jalan hidup/pilihan hidup. Namun demikian, sebagian besar gambaran tentang Rastafarian dapat dilihat berdasarkan penafsiran dan pemahaman masing-masing individu para penganut Rastafarian tanpa merusak rasa persaudaraan antar Rastafarian.

H.I.M. Haile Selassie. Mereka percaya bahwa Kaisar Haile Selassie dari Ethiopia adalah Allah yang menjelma, Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuhan yang disebutkan dalam Wahyu 5:5. Sementara di satu pihak penobatan Selassie dipandang sebagai kedatangan Kristus yang kedua kali, dan kejadian-kejadian seperti misalnya Perang Italia-Ethiopia Kedua dipandang sebagai penggenapan atas nubuat-nubuat Alkitab dan khususnya Wahyu, ada juga pengharapan bahwa Selassie akan menyerukan hari penghakiman, ketika ia membawa pulang anak-anak Israel yang telah hilang (kaum kulit hitam yang dibawa keluar dari Afrika pada masa perdagangan budak) untuk hidup bersamanya dalam perdamaian, cinta-kasih dan keserasian yang sempurna di Bukit Sion di Afrika. Bukit Sion bukanlah sebuah tempat, tetapi kaum Rasta percaya bahwa mereka akan hidup di sana bersama Selassie dalam pengertian fisik. Di sana mereka tidak akan pernah mati.

“Aku dan aku” adalah suatu konsep ungkapan yang menekankan pada konsep keesaan. Bahwa dalam hidup ini tidak ada orang yang istimewa atau lebih distimewakan dari orang lain semuanya sama. Lebih lanjut diartikan bahwa Tuhan ada dalam semua manusia. Itulah mengapa pengikut ajaran Rastafarian menggunakan kata “Aku dan aku” sebagai ganti kita atau kamu dan aku.

Dari berbagai sumber